Larangan menggauli istri pada duburnya
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَلْعُوْنٌ
مَنْ اَتَى اْلمَرْأَةَ فِى دُبُرِهَا. احمد و ابو داود
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda,
“Terlaknatlah orang yang
menggauli wanita pada duburnya”.
[HR. Ahmad dan Abu Dawud]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَتَى
حَائِضًا اَوِ امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا اَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فَقَدْ كَفَرَ
بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. احمد و الترمذى
Dan
dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menggauli wanita yang sedang haidl atau menggauli wanita pada duburnya atau (mendatangi) juru ramal lalu mempercayainya, maka benar-benar ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad
SAW”.
[HR. Ahmad dan Tirmidzi]
عَنْ خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ: اَنَّ النَّبِيَّ ص نَهَى اَنْ يَأْتِيَ
الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ فِى دُبُرِهَا. احمد و بن ماجه
Dari
Khuzaimah bin Tsabit, bahwasanya Nabi SAW melarang laki-laki menggauli istrinya pada duburnya.
[HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ
النَّبِيَّ ص قَالَ: فِى الَّذِيْ يَأْتِى امْرَأَتَهُ فِيْ دُبُرِهَا: هِيَ
اللُّوْطِيَّةُ الصُّغْرَى. احمد
Dari
‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya, bahwasanya Nabi SAW bersabda tentang orang yang menggauli istrinya pada duburnya, “Itu hampir menyerupai amaliah kaum Luth”.
[HR. Ahmad]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَنْظُرُ
اللهُ اِلَى رَجُلٍ اَتَى رَجُلاً اَوِ امْرَأَةً فِى الدُّبُرِ. الترمذى و قال حديث غريب
Dari
Ibnu ‘Abbas RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Allah
tidak mau melihat kepada laki-laki yang mengumpuli sesama laki-laki atau menggauli wanita pada duburnya”.
[HR. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits ini Gharib]
عَنْ جَابِرٍ اَنَّ يَهُوْدَ كَانَتْ تَقُوْلُ: اِذَا اُتِيَتِ
اْلمَرْأَةُ مِنْ دُبُرِهَا ثُمَّ حَمَلَتْ كَانَ وَلَدُهَا اَحْوَلَ. قَالَ:
فَنَزَلَتْ: نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّى
شِئْتُمْ. الجماعة الا النسائى
Dari
Jabir, bahwasanya orang-orang Yahudi berkata, “Apabila seorang wanita digauli dari belakangnya, kemudian hamil, maka anaknya akan lahir dalam keadaan juling”. Jabir berkata, “Lalu turunlah (ayat) “Istri-istrimu itu laksana tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu (dengan cara) bagaimana saja kamu kehendaki”. (QS. Al-Baqarah :
223)
[HR. Jamaah kecuali Nasai]
عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص فِى قَوْلِهِ تَعَالَى:
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّى شِئْتُمْ، يَعْنِى صِمَامًا
وَاحِدًا. احمد و الترمذى و قال: حديث حسن
Dari
Umi Salamah, dari Nabi SAW tentang firman Allah, “Istri-istrimu itu laksana tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu (dengan cara) bagaimana saja kamu kehendaki”, yakni pada lubang yang satu (itu)”.
[HR. Ahmad dan Tirmidzi
dan Tirmidzi berkata :
Hadits ini Hasan]
No comments:
Post a Comment