Dari 'Amr bin 'Auf al-Anshari r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan Abu 'Ubaidah al-Jarrah r.a. ke daerah Bahrain -sebuah daerah yang masuk wilayah Irak- dan kedatangannya ke situ ialah untuk mengambil pajak. Kemudian setelah selesai tugasnya, datanglah ia dengan membawa harta dari Bahrain itu. Kaum Anshar sama mendengar akan kedatangan Abu Ubaidah, mereka lalu menunaikan shalat fajar -yakni subuh- bersama Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. selesai bershalat, beliaupun lalu kembali, kemudian mereka menuju kepadanya untuk menemuinya. Rasulullah s.a.w. lalu tersenyum ketika melihat mereka itu terus bersabda: "Saya kira engkau semua sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa sesuatu harta." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah." Beliau selanjutnya bersabda: "Bergembiralah engkau semua dan bolehlah mengharapkan sesuatu yang akan menyenangkan engkau semua. Demi Allah, bukannya kekafiran itu yang saya takutkan mengenai engkau semua, tetapi saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untukmu semua -yakni engkau semua menjadi kaya raya-, sebagaimana telah diluaskan untuk orang-orang yang sebelummu, kemudian engkau semua itu saling berlomba-lomba untuk mencarinya sebagaimana mereka juga berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merusakkan agamamu semua sebagaimana ia telah merusakkan agama mereka. (Muttafaq 'alaih)
Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. duduk di atas mimbar dan kita duduk di sekitarnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atasmu semua sepeninggalku nanti ialah apa yang akan dibukakan untukmu semua itu dari keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya -yakni bahwa meluapnya kekayaan pada umat Muhammad inilah yang amat ditakutkan, sebab dapat merusakkan agama jikalau tidak waspada mengendalikannya." (Muttafaq'alaih)
Dari Abu Said r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau -yakni menyenangkan sekali- dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau semua sebagai pengganti di bumi itu -untuk mengolah dan memakmurkan. Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau semua lakukan -untuk dibalas menurut masing-masing amalannya. Oleh sebab itu, bertaqwalah dalam mengemudikan harta dunia dan bertaqwalah dalam urusan kaum wanita." (Riwayat Muslim)
Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Ya Allah. Tidak ada kehidupan yang kekal melainkan kehidupan di akhirat." (Muttafaq 'alaih)
Dari Anas r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya: "Ada tiga macam mengikuti mayat itu- ketika di bawa ke kubur, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali sedang amalnya tetap mengikutinya." (Muttafaq 'alaih)
Dari Anas r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Akan didatangkanlah orang yang terenak kehidupannya di dunia dan ia termasuk golongan ahli neraka pada hari kiamat nanti, lalu diceburkan dalam neraka sekali ceburan -sesaat saja-, lalu dikatakan: "Hai anak Adam -yakni manusia, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kebaikan -keenakan dimasa sebelumnya- sekalipun sedikit? Adakah suatu kenikmatan yang pernah menghampirimu sekalipun sedikit?" Ia berkata: "Tidak, demi Allah, ya Tuhanku"- yakni setelah merasakan pedihnya siksa neraka walau sesaat, maka kenikmatan-kenikmatan dan keenakan-keenakan di dunia itu seolah-olah lenyap sama sekali. Juga akan didatangkanlah orang yang paling menderita kesengsaraan di dunia dan ia termasuk ahli syurga, lalu ia dimasukkan sekali masuk dalam syurga -sesaat saja-, lalu dikatakan padanya: "Hai anak Adam, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kesengsaraan, sekalipun sedikit? Adakah suatu kesukaran yang pernah menghampirimu sekalipun sedikit?" Ia menjawab: "Tidak, demi Allah, tidak pernah ada kesukaranpun yang menghampiri diriku dan tidak pernah saya melihat suatu kesengsaraan pun sama sekali," -yakni setelah merasakan kenikmatan syurga, maka kesengsaraan dan kesukaran yang pernah diderita di dunia itu seolah-olah lenyap sekaligus. (Riwayat Muslim)
Dari al-Mustaurid bin Syaddad r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidaklah -berarti- dunia ini kalau dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti sesuatu yang seorang diantara engkau semua menjadikan jarinya masuk dalam air lautan, maka cobalah lihat dengan apa ia kembali -yakni seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu, jadi dunia itu sangat kecil nilainya dan hanya seperti air yang melekat di jari tadi banyaknya-." (Riwayat Muslim)
Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui pasar, sedang orang-orang ada di sebelahnya kiri kanan. Kemudian melalui seekor anak kambing kecil telinganya dan telah mati. Beliau s.a.w. menyentuhnya lalu mengambil telinganya, terus bertanya: "Siapakah diantara engkau semua yang suka membeli ini dengan uang sedirham?" Orang-orang menjawab: "Kita semua tidak suka menukarnya dengan sesuatu apapun dan akan kita gunakan untuk apa itu?" Beliau bertanya lagi: "Sukakah engkau semua kalau ini diberikan -gratis- saja padamu." Orang-orang menjawab: "Demi Allah, andaikata kambing itu hidup, tentunya juga cacat karena ia kecil telinganya. Jadi apa harganya lagi setelah kambing itu mati?" Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada kambing ini bagimu semua." (Riwayat Muslim) Kanafaihi artinya ada di sebelahnya kanan kiri dan asakku artinya kecil telinganya.
No comments:
Post a Comment